Senin, 21 September 2015

Ocehan Pagi ^^

Hmm...setelah bergabung dengan Komunitas UMMI Menulis (KUM), mau nggak mau aku harus nulis minimal satu artikel sebulan.
Awalnya agak stres sih, karena suka bingung mau ambil tema apa. Tapi mungkin di situlah tantangannya ya, karena ada "kewajiban" untuk menulis minimal tiga ratus kata saja dalam sebulan membuatku mau nggak mau berusaha untuk menggugurkan kewajiban itu ihihihi...

Namun, ketika telah memasuki bulan ketiga sepertinya aku semacam tercerahkan ahahaha... Awalnya bergabung dengan KUM biar bisa "memaksa diri" untuk terus menulis, tetapi sekarang aku merasa ada hal yang jauh lebih indah dari itu.
***
Ini tentang berbagi. ^^

Dulu saat awal-awal memutuskan untuk kembali mengejar mimpi menjadi penulis, terlalu banyak alasan yang membuatku enggan untuk menulis. Mulai dari hadiah lomba yang biasa aja (#masih amatir udah matre, pilih-pilih hadiah ahahahahaha parah) sampai merasa sayang kalau tulisanku di templokin di blog doang padahal bisa jadi lebih berpeluang kalau dikirim ke majalah (#yang ini lebih parah ahahahahah #penulis amatir sok keceh hahahah). Lalu semakin hari bukannya semakin produktif menulis, aku malah semakin tertinggal jauh dari teman-teman seperjuangan yang sama-sama punya mimpi menjadi penulis. Mereka sudah berkali-kali tembus media bahkan sudah berhasil menerbitkan buku solonya. Sementara aku? jangankan buku solo atau tembus koran atau majalah menulis status aja udah ogah. Hampa...merasa ragu dengan mimpi sendiri. Malas gerak juga, merasa udah salah menentukan mimpi.

Dan entah apa ini semacam telah tercerahkan atau buah dari keputusasaan karena tak ada satu pun tulisan yang dihasilkan hingga aku merasa perlu meluruskan niat. Sebenernya mau jadi penulis itu niatnya apa? Tujuannya apa?
Untuk dikenal orangkah? Padahal tembok kamar pun paham aku tak nyaman menjadi pusat perhatian. Lalu menulis untuk apa?


Berbagi. Akhirnya aku mendapatkan kata itu. Seharusnya tujuanku menulis bisa sesederhana itu. Menulis untuk berbagi, menebar manfaat menebar kebaikan. Jika akhirnya ada hati yang terketuk dan menjadikannya  sebuah inspirasi, semoga menjadi salah satu pemberat timbangan kebaikan di hari akhir nanti. ^^

Majalah Ummi Online bisa menjadi sarana yang tepat pikirku. Banyaknya orang yang membaca majalah ini membuat peluang tulisan dibaca oleh lebih banyak orang menjadi sangat terbuka. Jika banyak yang membaca, siapa tahu semakin banyak yang merasakan manfaatnya. Dan itu nilainya bisa jauuuuuh....jaaaauuuuh lebih berharga dari sekedar rupiah yang mengalir ke rekening pribadi.
***
Selalu ada sensasi tersendiri ketika melihat jumlah viewer pada artikel yang kutulis sendiri. Semacam rasa haru ketika melihat jumlahnya mencapai angka seratus lebih. Ya...memang kecil dibandingkan jumlah viewer pada artikel yang lainnya, namun setidaknya jumlahnya jauh lebih besar dari pengunjung di blogku ini hahahah. Pun ada rasa cemas, bertanya kira-kira apa respon mereka setelah membaca tulisanku itu? Sebuah pertanyaan yang sepertinya akan abadi dalam diam tanpa jawaban...karena nggak tahu siapa saja orang yang membaca dan membagikannya.
***
Dan mumpung belum lupa, inilah beberapa tulisanku yang dimuat di Majalah UMMI Online dan Annida Online

http://annida-online.com/merdeka.html
http://www.ummi-online.com/surga-itu-bernama-tumpak-sewu.html
http://www.ummi-online.com/hal-yang-harus-dipersiapkan-untuk-menunaikan-ibadah-haji.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar